Riya, atau memperlihatkan ibadah kepada orang lain demi mendapatkan pujian dan penghargaan, adalah salah satu bentuk kesyirikan kecil yang dapat merusak pahala ibadah seorang Muslim. Dalam artikel ini, kita akan membahas kiat-kiat praktis untuk menghindari riya dalam beribadah, lengkap dengan contoh, studi kasus, dan statistik relevan.
Pengertian Riya dan Bahayanya
Riya berasal dari kata Arab “ra’a” yang berarti melihat. Dalam konteks agama, riya adalah melakukan amal ibadah dengan tujuan dilihat dan dipuji oleh orang lain, bukan karena Allah. Bahaya riya sangat besar karena dapat menghapus pahala ibadah dan mendatangkan murka Allah.
Dalil Al-Quran dan Hadits tentang Riya
Allah berfirman dalam Al-Quran:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa: 142)
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.” (HR. Ahmad)
Kiat-kiat Menghindari Riya
1. Menguatkan Niat karena Allah
Niat adalah kunci utama dalam setiap ibadah. Sebelum melakukan ibadah, pastikan niat kita hanya untuk mencari ridha Allah. Ulangi niat ini dalam hati setiap kali merasa godaan riya datang.
2. Menjaga Keikhlasan dalam Ibadah
Keikhlasan adalah rahasia antara hamba dengan Allah. Lakukan ibadah secara sembunyi-sembunyi, jika memungkinkan. Shalat tahajud di malam hari, bersedekah tanpa diketahui orang lain, dan amalan-amalan lain yang tidak diketahui banyak orang adalah cara efektif menjaga keikhlasan.
3. Menghindari Pujian dan Penghargaan
Jangan tergoda oleh pujian dan penghargaan dari orang lain. Apabila mendapat pujian, cukup ucapkan Alhamdulillah dan niatkan semua pujian itu kembali kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang meninggalkan amal karena manusia, maka dia telah berbuat syirik. Dan barang siapa yang beramal karena manusia, maka dia telah berbuat syirik.” (HR. Ibnu Majah)
4. Memperbanyak Amal Ibadah Sendiri
Fokus pada amal-amal yang bisa dilakukan sendiri tanpa diketahui orang lain. Beberapa contoh amal ibadah yang dapat dilakukan secara tersembunyi antara lain:
- Shalat sunnah di rumah
- Bersedekah secara anonim
- Membaca Al-Quran di tempat yang sepi
- Berdoa dan berdzikir dalam hati
5. Mengingat Akibat Riya
Sadari bahwa riya adalah bentuk kesyirikan kecil yang dapat menghapus pahala ibadah. Ingatlah bahwa tujuan utama ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mendapatkan pujian manusia.
6. Berdoa Meminta Perlindungan dari Riya
Berdoalah kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menjauhi riya. Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut untuk meminta perlindungan dari riya:
“Allahumma inni a’udzu bika an usyrika bika syaian a’lamuhu, wa astaghfiruka lima la a’lamuhu.” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampunan-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.) (HR. Ahmad)
Seorang Muslim bernama Ahmad mengalami godaan riya saat aktif dalam kegiatan masjid. Setiap kali ia menjadi imam shalat, ia merasakan dorongan untuk memperbaiki bacaannya agar mendapat pujian dari jamaah. Menyadari hal ini, Ahmad memutuskan untuk lebih banyak beribadah di rumah, memperbanyak shalat malam, dan menghindari peran yang bisa membuatnya tergoda riya. Ia juga memperbanyak doa dan memperkuat niatnya. Hasilnya, ia merasa lebih tenang dan ikhlas dalam beribadah.
Menurut sebuah survei yang dilakukan di komunitas Muslim di Indonesia, 75% responden mengaku pernah merasa tergoda untuk riya dalam beribadah. Namun, dari mereka yang berusaha menjaga keikhlasan, 90% merasa lebih tenang dan bahagia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
“`html
Riya tidak hanya terbatas dalam konteks ibadah seperti shalat, puasa, dan sedekah. Ada berbagai bentuk perilaku riya lainnya yang juga dilarang dalam Islam karena memiliki niat yang salah, yaitu mencari pujian dan penghargaan dari manusia daripada mencari ridha Allah. Berikut ini beberapa jenis perilaku riya selain dalam ibadah yang dilarang oleh agama:
1. Riya dalam Berpakaian
Beberapa orang mungkin berpakaian dengan cara tertentu untuk menunjukkan status, kekayaan, atau kesalehan mereka. Contohnya termasuk memakai pakaian yang mencolok atau berlebihan dengan niat agar orang lain memuji atau menghargai mereka.
2. Riya dalam Berbicara
Riya dalam berbicara bisa terjadi ketika seseorang berbicara dengan cara yang berlebihan atau menggunakan bahasa tertentu untuk menunjukkan ilmu atau kebaikannya di depan orang lain. Misalnya, menggunakan kata-kata atau istilah yang sulit dimengerti untuk terlihat pintar atau berpengetahuan.
3. Riya dalam Bersedekah
Seseorang bisa bersedekah dengan niat agar dilihat sebagai orang yang dermawan. Ini bisa termasuk mempublikasikan amalnya di media sosial atau membicarakannya secara berlebihan di depan umum.
4. Riya dalam Bergaul
Beberapa orang memilih teman atau kelompok pergaulan tertentu dengan tujuan agar terlihat lebih baik, lebih terhormat, atau lebih saleh di mata masyarakat. Mereka mungkin berusaha mendekati orang-orang berpengaruh atau populer demi mendapatkan pengakuan sosial.
5. Riya dalam Pendidikan
Riya dalam pendidikan bisa terjadi ketika seseorang mengejar ilmu atau gelar akademis bukan untuk manfaat ilmu itu sendiri, tetapi untuk mendapatkan pujian atau status sosial. Contohnya termasuk memamerkan sertifikat atau penghargaan akademis dengan tujuan untuk dipuji.
6. Riya dalam Beribadah Sosial
Dalam konteks sosial, seseorang bisa terlibat dalam kegiatan kemanusiaan atau organisasi amal dengan niat utama agar dilihat sebagai orang yang peduli atau dermawan, bukan karena benar-benar ingin membantu mereka yang membutuhkan.
7. Riya dalam Penampilan Fisik
Orang bisa berusaha memperbaiki atau mempercantik penampilan fisik mereka dengan tujuan agar dipuji oleh orang lain. Ini bisa termasuk memamerkan hasil latihan di gym, memamerkan busana mewah, atau menggunakan produk kecantikan berlebihan untuk mendapat perhatian.
8. Riya dalam Media Sosial
Dengan berkembangnya media sosial, riya dalam bentuk ini semakin meningkat. Orang sering memposting kegiatan ibadah, amal, atau pencapaian pribadi dengan niat utama mendapatkan ‘likes’, komentar, dan pujian dari orang lain.
Contoh Kasus: Pengaruh Media Sosial terhadap Riya
Sebuah studi menunjukkan bahwa media sosial dapat meningkatkan kecenderungan riya. Misalnya, 60% pengguna media sosial mengaku pernah memposting tentang kegiatan sosial atau amal mereka dengan harapan mendapatkan pengakuan dan pujian dari orang lain. Fenomena ini menunjukkan bahwa niat dibalik tindakan kita sangat penting dalam pandangan Islam.
Cara Menghindari Riya dalam Kehidupan Sehari-hari
- Memperbaiki Niat: Selalu periksa niat sebelum melakukan sesuatu. Pastikan semua tindakan dilakukan semata-mata untuk mencari ridha Allah.
- Beramal secara Diam-diam: Lakukan amal kebaikan tanpa memberitahukannya kepada orang lain jika memungkinkan.
- Menjaga Kehidupan Pribadi: Kurangi mempublikasikan setiap detail kehidupan pribadi di media sosial.
- Mengingat Kematian dan Hari Akhir: Kesadaran akan kehidupan setelah mati dapat membantu kita fokus pada niat yang benar dalam setiap tindakan.
- Berkumpul dengan Orang Shalih: Bergaul dengan orang-orang yang tulus dapat membantu kita menjaga ketulusan dalam setiap tindakan.
Kesimpulan
Menghindari riya dalam beribadah memerlukan usaha yang konsisten dan kesadaran yang tinggi. Dengan menguatkan niat, menjaga keikhlasan, menghindari pujian, memperbanyak amal ibadah secara sembunyi-sembunyi, mengingat akibat riya, dan berdoa meminta perlindungan dari riya, kita dapat menjauhkan diri dari kesyirikan kecil ini. Semoga Allah selalu memberi kita kekuatan untuk beribadah dengan ikhlas hanya karena-Nya.