Ikhlas adalah sebuah konsep dalam Islam yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan tujuan semata-mata untuk memperoleh kebahagiaan dan keridhaan Allah SWT, tanpa adanya motif atau tujuan lain seperti mencari pujian atau imbalan dari manusia. Ikhlas merupakan sikap mental dan spiritual yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, karena ia bertujuan untuk memperbaiki kualitas ibadah dan menghindarkan diri dari perilaku yang tercela seperti riya’ atau suka pamer. Dalam Islam, ikhlas dianggap sebagai salah satu kunci keberhasilan dan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.
Dalil Yang Menjelaskan Tentang Ikhlas
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan tentang pentingnya ikhlas dalam beberapa ayat, di antaranya:
- “Dan mereka tidak diperintah melainkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka menegakkan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini menggarisbawahi pentingnya memurnikan ketaatan kepada Allah SWT dalam menjalankan agama yang benar. Ikhlas merupakan syarat penting dalam ketaatan yang diterima oleh Allah SWT.
- “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia seperti kamu, (yang diwahyukan kepadaku) bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka barangsiapa yang mengharapkan bertemu dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amalan yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan manusia bahwa hanya dengan ikhlas dalam beribadah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan selain Allah SWT, manusia bisa mengharapkan pertolongan dan kasih sayang Allah SWT.
- “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah: 7-8)
Ayat ini menekankan pentingnya ikhlas dalam menjalani setiap urusan dan selalu mengharapkan pertolongan Allah SWT.
- “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah ialah Islam, (yaitu) menyerahkan diri kepada Allah (dengan ikhlas dan tulus hati).” (QS. Ali Imran: 19)
Ayat ini menegaskan bahwa keikhlasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam, sehingga seorang muslim diwajibkan untuk selalu berusaha ikhlas dalam menjalankan agama.
Dalam hadis, Rasulullah SAW juga banyak menekankan tentang pentingnya ikhlas, di antaranya:
- “Sesungguhnya amal itu tergantung niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa keikhlasan dan niat yang tulus dalam beramal merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dan keberkahan dari amal tersebut.
- “Barangsiapa beramal karena mencari keridhaan Allah, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi, dan barangsiapa beramal karena mencari keridhaan manusia, maka Allah akan memalingkan dirinya dari keridhaan-Nya.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadis ini menegaskan pentingnya ikhlas dalam beramal, karena hanya dengan beramal karena mencari keridhaan Allah SWT, manusia bisa mendapatkan
Macam Macam Perilaku Ikhlas
Perilaku ikhlas bisa dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, di antaranya:
- Ikhlas dalam ibadah: Artinya melaksanakan ibadah semata-mata karena Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain.
- Ikhlas dalam pekerjaan: Artinya menjalankan pekerjaan dengan sepenuh hati dan tanpa mengharapkan imbalan materi yang berlebihan atau pengakuan dari orang lain.
- Ikhlas dalam berbuat kebajikan: Artinya melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain.
- Ikhlas dalam bersosialisasi: Artinya menjalin hubungan dengan orang lain dengan tulus dan tidak memiliki maksud tertentu, seperti mencari popularitas atau keuntungan pribadi.
- Ikhlas dalam berjuang: Artinya berjuang untuk tujuan yang benar dan bermanfaat untuk umat, tanpa mengharapkan keuntungan pribadi atau popularitas.
- Ikhlas dalam bersyukur: Artinya bersyukur kepada Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan atau balasan apapun.
Perilaku ikhlas merupakan bagian penting dari ajaran Islam, karena dengan bersikap ikhlas, seseorang akan selalu berusaha untuk mengikuti kehendak Allah SWT dan berbuat baik tanpa memikirkan keuntungan pribadi atau pengakuan dari orang lain.
Contoh-Contoh Ikhlas Dalam Menghadapi Cobaan
Berikut beberapa contoh perilaku ikhlas dalam menghadapi cobaan:
- Bersabar dalam menghadapi ujian Allah seperti sakit atau musibah, tanpa mengeluh atau merasa putus asa.
- Memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan atau menyakiti kita, tanpa mengharapkan imbalan atau balasan apapun dari orang tersebut.
- Berjuang untuk mencapai tujuan yang baik, bukan karena ingin mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain, tetapi semata-mata karena ingin mendapatkan ridha Allah SWT.
- Menjaga niat dalam beramal, agar tidak bercampur dengan kepentingan pribadi, seperti meminta pengakuan atau imbalan dari orang lain.
- Berbuat baik dan membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan atau imbalan apapun, karena menganggap kebaikan itu sebagai bagian dari tanggung jawab dan tugas kita sebagai umat manusia.
- Menerima takdir dan keputusan Allah SWT dengan lapang dada, tanpa merasa kecewa atau marah atas apa yang terjadi.
- Tetap berbuat baik dan beribadah dengan konsisten, meskipun tidak ada orang yang melihat atau mengetahui apa yang kita lakukan, karena meyakini bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan memperhatikan segala sesuatu yang kita lakukan.
Perilaku ikhlas yang dijalankan dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT, serta membuat kita menjadi lebih baik sebagai manusia yang bertaqwa dan berakhlak mulia.
Contoh Teladan Perilaku Ikhlas
Ada banyak teladan perilaku ikhlas yang terdapat dalam sejarah Islam dan kehidupan sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh:
- Nabi Ibrahim AS: Nabi Ibrahim AS menunjukkan keteladanan dalam ikhlas ketika ia diuji oleh Allah SWT dengan diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS. Meskipun Nabi Ibrahim AS sangat mencintai putranya, ia tetap berserah diri dan berikhtiar untuk menunaikan perintah Allah SWT. Pada akhirnya, Allah SWT menggantikan putra Nabi Ibrahim AS dengan seekor domba sebagai korban.
- Para sahabat Rasulullah SAW: Para sahabat Rasulullah SAW juga banyak menunjukkan perilaku ikhlas dalam kehidupan mereka. Salah satu contohnya adalah sahabat Abu Bakar RA, yang dengan ikhlas dan tanpa ragu-ragu memberikan seluruh harta yang dimilikinya untuk membantu perjuangan dakwah Islam.
- Para ulama: Di antara para ulama, banyak yang menunjukkan perilaku ikhlas dalam kehidupan mereka. Misalnya, Imam Bukhari yang mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah SAW dengan tekun dan penuh kesabaran, serta rela meninggalkan kekayaannya demi menuntut ilmu.
- Masyarakat umum: Selain tokoh-tokoh di atas, banyak pula masyarakat umum yang menunjukkan perilaku ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah orang-orang yang rela berjuang dan bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, meskipun itu berarti harus melepaskan kesenangan atau keuntungan pribadi.
Semua contoh di atas menunjukkan bahwa perilaku ikhlas adalah sebuah sikap yang mulia dan patut dicontoh, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia.