Dalam Islam, keluarga adalah unit sosial yang paling mendasar dan penting. Peran orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka sangatlah besar. Namun, ada beberapa sikap dan perilaku yang harus dihindari oleh orang tua untuk memastikan bahwa mereka menjalankan tanggung jawab mereka sesuai dengan ajaran Islam. Dua sikap yang sangat ditekankan untuk dihindari adalah sikap “dayyuts” dan menjadi “toxic parents.” Artikel ini akan membahas kedua sikap ini, dampaknya terhadap keluarga, serta cara menghindarinya berdasarkan ajaran Islam.
Apa Itu Dayyuts?
Kata “dayyuts” dalam Islam merujuk kepada seorang laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu atau tidak peduli terhadap kehormatan anggota keluarganya, khususnya istrinya. Sikap ini sangat tercela dalam Islam dan menunjukkan kurangnya tanggung jawab dalam melindungi kehormatan keluarga. Rasulullah SAW bersabda:
“Tiga golongan yang tidak akan masuk surga: orang yang durhaka kepada orang tuanya, wanita yang menyerupai laki-laki, dan dayyuts (yaitu suami yang tidak memiliki rasa cemburu atas istrinya).” (HR. Ahmad)
Ciri-Ciri Dayyuts
Beberapa ciri-ciri dayyuts yang harus diwaspadai antara lain:
- Kurangnya Kepedulian terhadap Kehormatan Keluarga: Seorang dayyuts tidak merasa perlu melindungi keluarganya dari perbuatan maksiat atau perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
- Membiarkan Istri atau Anak Berperilaku Tidak Sopan: Dayyuts tidak merasa malu atau terganggu jika istri atau anak-anaknya berpakaian tidak pantas atau berperilaku tidak sopan di depan umum.
- Tidak Mengambil Tindakan Terhadap Penyimpangan: Seorang dayyuts cenderung membiarkan keluarganya terlibat dalam perilaku yang merusak, seperti pergaulan bebas atau tindakan amoral lainnya, tanpa mengambil tindakan untuk memperbaiki atau mencegahnya.
Dampak Sikap Dayyuts Terhadap Keluarga
Sikap dayyuts memiliki dampak yang sangat merugikan bagi keluarga, antara lain:
- Kerusakan Moral dalam Keluarga: Sikap dayyuts dapat menyebabkan kerusakan moral dalam keluarga, di mana anggota keluarga tidak lagi memegang teguh nilai-nilai Islam dan terlibat dalam perbuatan yang dilarang.
- Hilangnya Rasa Hormat: Anak-anak mungkin kehilangan rasa hormat terhadap orang tua mereka yang tidak menunjukkan tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.
- Kehancuran Rumah Tangga: Ketidakpedulian terhadap masalah-masalah serius dalam keluarga dapat menyebabkan ketidakstabilan dan bahkan kehancuran rumah tangga.
Pengertian Toxic Parents dalam Perspektif Islam
Toxic parents atau orang tua yang beracun adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang tua yang menerapkan pola asuh yang merugikan perkembangan mental, emosional, dan spiritual anak-anak mereka. Dalam Islam, pola asuh yang merusak ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip mendidik anak dalam keimanan dan kebaikan. Beberapa contoh perilaku toxic parents termasuk:
Ciri-Ciri Toxic Parents
- Kekerasan Verbal: Orang tua yang sering menghina, meremehkan, atau menggunakan kata-kata kasar terhadap anak-anak mereka dapat mengakibatkan trauma emosional yang mendalam.
- Kontrol yang Berlebihan: Mengendalikan setiap aspek kehidupan anak tanpa memberi ruang bagi mereka untuk belajar dan berkembang dapat membatasi kemampuan anak untuk mandiri dan membentuk identitas mereka sendiri.
- Manipulasi Emosional: Menggunakan perasaan bersalah, takut, atau malu sebagai alat untuk mengendalikan perilaku anak adalah bentuk manipulasi yang merugikan.
- Tidak Mendukung Anak: Tidak memberikan dukungan emosional atau tidak menunjukkan kasih sayang kepada anak dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri dan perasaan tidak dihargai.
Dampak Toxic Parenting Terhadap Anak
Dampak dari toxic parenting dapat sangat serius dan bertahan lama, termasuk:
- Masalah Mental dan Emosional: Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan toxic cenderung mengalami masalah seperti depresi, kecemasan, dan rendah diri.
- Hubungan yang Rusak dengan Orang Tua: Sikap toxic parents dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak, menyebabkan jarak emosional yang sulit diperbaiki.
- Kesulitan dalam Hubungan Sosial: Anak-anak yang mengalami toxic parenting mungkin kesulitan membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain di masa dewasa mereka.
Menjauhi Sikap Dayyuts dan Toxic Parenting dalam Islam
Islam mengajarkan pentingnya menjalankan peran sebagai orang tua dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Untuk menghindari sikap dayyuts dan toxic parenting, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
1. Menguatkan Keimanan dan Ketakwaan
Seorang Muslim harus selalu memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Hal ini dapat dilakukan melalui:
- Memperbanyak Ibadah: Melaksanakan shalat, puasa, membaca Alquran, dan berdzikir secara rutin.
- Mempelajari Ajaran Islam: Meningkatkan pengetahuan agama dengan mengikuti kajian, membaca buku-buku Islam, dan berkonsultasi dengan ulama.
2. Menjaga Kehormatan dan Kemuliaan Keluarga
Orang tua harus menjaga kehormatan dan kemuliaan keluarganya dengan:
- Mengawasi Pergaulan Anak: Memastikan anak-anak bergaul dengan teman-teman yang baik dan berada di lingkungan yang positif.
- Menjaga Adab dan Akhlak: Mendidik anak-anak untuk berperilaku sesuai dengan adab dan akhlak Islam.
- Menghindari Konten yang Merusak: Melindungi keluarga dari pengaruh buruk media sosial, film, atau musik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
3. Menerapkan Pola Asuh yang Islami
Pola asuh yang Islami menekankan pada keseimbangan antara kasih sayang dan disiplin. Beberapa prinsip dalam pola asuh Islami meliputi:
- Menunjukkan Kasih Sayang: Selalu menunjukkan kasih sayang kepada anak-anak melalui kata-kata dan tindakan yang lembut.
- Menghargai Perasaan Anak: Mendengarkan dan menghargai pendapat serta perasaan anak.
- Memberikan Teladan yang Baik: Orang tua harus menjadi teladan dalam berperilaku dan menjalankan ajaran Islam.
- Mengajarkan Tanggung Jawab: Memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan usia anak untuk mengajarkan tanggung jawab dan kemandirian.
4. Meminta Maaf dan Memperbaiki Kesalahan
Jika orang tua merasa telah melakukan kesalahan dalam mendidik anak, penting untuk:
- Meminta Maaf: Mengakui kesalahan kepada anak dan meminta maaf dengan tulus.
- Memperbaiki Perilaku: Berusaha memperbaiki pola asuh dan memperlakukan anak dengan lebih baik di masa depan.
Kesimpulan
Dalam Islam, menjadi orang tua yang baik adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Sikap dayyuts dan toxic parenting adalah dua hal yang sangat dilarang karena dapat
merusak kehormatan dan kesejahteraan keluarga. Dengan memahami ajaran Islam dan menerapkan pola asuh yang sesuai, orang tua dapat membangun keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan sejalan dengan nilai-nilai Islam. Menjaga keimanan, melindungi kehormatan keluarga, menerapkan pola asuh Islami, dan memperbaiki kesalahan adalah langkah-langkah penting yang harus diambil untuk menghindari sikap-sikap yang tidak diinginkan ini. Semoga kita semua dapat menjadi orang tua yang amanah dan membawa keluarga kita menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.